Bisnis 49 : 02. Menentukan Bisnis Yang Cocok
- Jeff Kristianto
- Feb 14, 2021
- 3 min read
Tips 2 : Menentukan Bisnis yang Cocok dengan Google Trend
Mau memulai bisnis, tapi bimbang mau berbisnis apa? Itu hal yang biasa. Sebelum saya memutuskan memulai bisnis BRV Deodorant, saya juga mengembara mencari ide-ide bisnis baru. Namun yang berbeda dengan bisnis saya yang terdahulu, saya sudah tahu bahwa saya TIDAK MAU memproduksi produk sendiri. Mengapa? Kan enak kalau produksi sendiri? Harga pokok bisa lebih rendah kan? Ya, benar, tapi tingkat kerumitan dan bebannya juga semakin banyak, resiko juga semakin tinggi.
Bayangkan kalau saya harus membuat pabrik kosmetik sendiri, saya akan membutuhkan modal yang banyak, mengurus ijin2 dan sertifikasi, mengatur karyawan, membayar THR, sampai mengurus konflik pekerja dan lingkungan pabrik. Dan rasanya, saya tidak mau menghabiskan waktu dan uang di sana. Saat memulai bisnis di usia tak muda ini, kita lebih baik memilih bisnis yang less stress, yang bisa dilakukan dengan senang hati dan waktu yang tidak terlalu banyak. Bisnis ini disebut dengan bisnis Brand Owner. Saya hanya memiliki brand, bukan pabriknya.
Lalu bagaimana menentukan tipe bisnis yang cocok? Dahulu kita akan memulai bisnis berdasarkan HOBI atau dari ketrampilan yang kita bisa. Misal hobi buat kue, jadi jualan kue misalnya. Saya dulu berbisnis produk interior, karna saya lulusan desain interior. Saat ini, itu tidak relevan lagi, karna sebagai Brand Owner, saya tidak perlu memiliki ketrampilan membuat kosmetik, saya juga tidak perlu punya hobi koleksi deodorant, misalnya. Kini yang diperlukan adalah menganalisa Apa Yang Dibutuhkan Pasar Saat Ini!
Bagaimana caranya?
Kita bisa memulai dengan melihat potensi usaha di sekitar kita, apakah ada teman yang punya pabrik atau rumah produksi? Atau ada bahan baku yang melimpah dan ada yang sudah mengolahnya? Mulailah dengan menyisir sejauh 5 km dari tempat tinggal kita, buat daftar apa saja potensi bisnis yang ada. Mengapa 5km? Karna kita mau tetap bisa mengecek dan mengunjungi tempat produksi tanpa perlu menghabiskan waktu yang banyak di perjalanan. Maklum, baru nyetir 30 menit udah mulai cape 😂. Juga bila lokasi pabrik dekat, kita bisa sering-sering berdiskusi dengan pemilik/pekerja pabrik, ya.. hitung-hitung lagi ngerumpi dengan tetangga sebelah rumah. Hehehe.
Dari daftar itu, analisa potensi pasarnya, kita bisa memakai metode PESTLE, yaitu bagaimana produk tersebut bila dikaitkan dengan masalah Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legalitas dan Environment. Pusing ya?
Saya contohkan dengan produk perawatan kulit, secara Politik tidak ada masalah, tidak ada kuota produksi atau Indonesia bebas memproduksi. Secara Ekonomi, kondisi pandemi membuat ekonomi dan daya beli menurun, namun bukan berarti mereka tidak akan membeli, namun pilihan produknya akan berubah, hanya membeli yang betul2 dibutuhkan dan value for money. Ingat Value for Money berbeda dengan Murah.
Secara Sosial, perhatian masyarakat sedang berkembang ke kecantikan Korea yang peduli kesehatan. Secara Legalitas, masyarakat lebih peduli akan produk skincare yang bersertifikat BPOM dan Halal. Dan terakhir dari segi lingkungan, masyarakat makin peduli akan masalah lingkungan hidup.
Sehingga saya bisa menyimpulkan, saya mesti membuat produk perawatan kulit yang berbahan baku natural (Environment), bersertifikasi BPOM dan Halal (Legal), value for money (Ekonomi) dan melihat trend masyarakat yang ke korea-korean dan peduli kesehatan (Sosial). Mudah kan? Saya akhirnya memutuskan memilih membuat Deodorant Natural yang berbahan baku Vegan.
Ada cara lain dengan menggunakan Google Trend. Masuk ke trends.google.co.id , lalu masukan kata kunci disana.
Misalnya kita mau berbisnis Kerupuk atau Emping, karna 2 industri itu ada di sekitar rumah kita, maka masukan 2 kata kunci itu sebagai perbandingan. Kita atur dulu pencarian harus sesuai dengan target negara yang mau kita tuju penjualannya, misalnya Indonesia, trend 12 bulan terakhir. Lalu kita bisa pilih Web searching atau Google Shopping atau Youtube searching. Saya lebih sering memakai web searching dan Shopping, disana kita bisa lihat apa yang sedang banyak dicari orang lewat Google, yang relevan dengan Kerupuk atau Emping.
Dari data ini, kita bisa lihat Kerupuk lebih banyak dicari dibanding Emping, dan area mana yang banyak mencari kata Kerupuk.
Kita juga bisa lihat apa yang lagi dicari ttg kerupuk, ternyata Kerupuk Samiler dan Kerupuk Bawang sedang populer saat ini. Saya baru tahu tentang Kerupuk Samiler ini 😁.
Dari sini, kita bisa diyakinkan bisnis apa yang cocok untuk kita dan sedang tinggi permintaannya. Nah, kita bisa mulai melakukan pendalaman produk, pantau produk sejenis yang ada di pasaran, cek instagram dan market place mereka. Berapa sih harga jualnya, jenis apa sih yg paling banyak terjual, dan apa sih kesamaan dari produk2 laris ini?
Mudah kan? Diusia kita, lebih baik mencoba dan mempraktekan agar mudah mengerti. Selamat mencoba! #tiapharibelajar #brvdeodorant #deodorantalami
Jeff Kristianto - Februari 2021


Comments